Senin, 11 Agustus 2014

Pengalaman Perawatan di Ellena Skin Care

Hello,,, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Gimana kabar sobat semua?
Semoga selalu diberikan kesehatan. Amin.

Sebenarnya sudah lama pengen posting ini, tetapi belum sempet. Hehehe sok sibuk. Awalnya, pas aku masih kuliah wajahku baik-baik aja. Gara-gara sering ngerjain skripsi sampai larut malam, bahkan terkadang sampai Subuh. Nah, sejak saat itu aku wajahku mulai berjerawat. Parah deh. Trus aku coba-coba facial di salon umum. Bukan sembuh yang ada malah tambah banyak. Mulai deh tu aku panik. Mana bentar lagi pendadaran. 
Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan perawatan ke Ellena Skin Care yang beralamatkan JL. Setia Budi, No. 80, Gilingan, 57137 (Timur Rumah Sakit Brayat Minulya). Aku ke sana sama adikku Dwi Nursyamsih alias Genol. Ahahaha peace. Pertama, aku konsul dulu sama dokternya. Disaranin buat facial peremajaan Rp107.000,00. Selain itu, aku beli cream satu paket Rp104.000,00 dan aku langsung kedaftar jadi member karena minimal total perawatan Rp200.000,00. (Eits,,,tapi ini harga waktu aku masih kuliah hlo ya. Sekarang sudah tidak ada paketan, jadi belinya bijian). Habis perawatan rasanya wajahku bengkak, karena memang saat itu jerawatku parah. Tiga hari tidak boleh memakai cream dulu, pakainya cuma pembersih, penyegar, sama sunblock aja.
Setelah satu bulanan aku rutin memakai cream, sudah terlihat hasilnya. Bekas jerawat mulai memudar. Alhamdulillah. Aku cuma facial sekali aja, sama beli paket cream 2 kali. Setelah itu, aku berhenti pake cream Ellena. Tapi, tidak ada efek buruknya kok, wajah aku juga nggak jerawaten lagi. Nggak bikin ketergantungan karena dari bahan alami.
Sekarang udah kerja, eeehhhh kepincut pengen perawatan lagi ke sana. Hehehe. Itung-itung menghilangkan stress. Sampai sekarang aku masih pakai cream Ellena, meskipun kadang nggak rutin. Kalau perawatannya, aku juga nggak rutin kok. Tergantung isi dompet aja. Hehe. O iya, selain facial peremajaan ada juga nih facial buah, facial natural, facial mutiara, facial gold, facial green tea, dan masih banyak lagi deh (harganya mulai Rp39.000,00). Aku juga nggak mesti facial, kadang cuma mikrodermabrasi treatment, oxygen treatment, atau radio frekuensi treatment (RF). Kalau treatment cuma Rp50.000,00.
So, buat kamu yang lagi galau masalah jerawat, aku saranin ke sana aja. Harganya juga terjangkau kok. Inget ya, jangan coba-coba facial di salon umum deh, sayang wajah kamu. Soalnya, perawatan wajah itu harus bener-bener steril alat-alatnya. Kalau nggak steril, kaya aku dulu tuh malah nambah banyak jerawatnya. Haduh, kaya promosi aja nih. Bukan bermaksud promosi, hanya ingin memberikan informasi aja buat temen-temen. Itu dulu cuap-cuap untuk hari ini. Semoga bermanfaat. Kalau ada pertanyaan silahkan komentar ya. Okey!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

Setelah Perawatan Sebulan

Sekarang

Selasa, 05 Agustus 2014

ISU KENAIKAN BBM, BUAT PEDAGANG KELIMPUNGAN

        Saat melintasi jalan yang becek dan banyak orang berlalu-lalang dengan kesibukan masing-masing, mata saya tertuju pada seorang ibu separuh baya dengan berbagai dagangan di hadapannya, Minggu (1/4) siang. “Saya sudah berjualan di pasar ini selama tujuh tahun,” ujar bu Siti pedagang sembako di pasar Gondang, Sragen. Meskipun di pasar tersebut banyak orang yang berjualan serupa, tapi semua itu tidak pernah menyurutkan niat baiknya untuk tetap bertahan. Sudah menjadi kesehariannya berdagang di pasar tersebut.


      Ibu yang beralamatkan Tambak Boyo, Mantingan ini menggantungkan hidupnya pada usahanya berjualan di pasar. Bagaimana tidak, ia rela menjalani semua itu karena rasa sayangnya pada keluarga. “Kira-kira jam lima pagi saya sudah berangkat ke pasar dan jam empat sore baru pulang,” tutur wanita yang sudah memiliki dua orang putra tersebut. Akhir-akhir ini sedang marak diperbincangkan masalah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dinaikkan oleh pemerintah. Seiring dengan isu kenaikan bahan bakar minyak ini muncullah berbagai spekulasi dari banyak pihak masyarakat. Pro dan kontra pun seolah sudah menjadi konsumsi publik setiap hari.
      Isu kenaikan BBM ini mengakibatkan harga-harga kebutuhan lain mulai melambung dan seakan mencekik para pedagang secara perlahan. Tanpa terkecuali ibu yang berjualan sembako di pasar ini. Ia juga ikut menelan pahitnya kabar mengenai BBM yang akan dinaikkan. Saat dimintai keterangan mengenai isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), ia menyatakan bahwa jika BBM naik otomatis harga sembako dan kebutuhan yang lain juga ikut naik. Terlihat jelas bahwa wanita pekerja keras ini tidak setuju dengan adanya kebijakan pemerintah yang akan meningkatkan harga BBM. “BBM merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan masyarakat, untuk berbelanja saja saya bisa menghabiskan 3-4 liter bensin, belum lagi untuk pulang perginya ke pasar,” tegasnya.
     Isu kenaikan BBM ini tentu sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, apalagi untuk masyarakat yang seharusnya masih mendapatkan bantuan dari pemerintah, tapi mereka juga harus terkena imbasnya. “Baru isu kenaikan BBM saja kebutuhan pokok sudah naik terlebih dahulu, bagaimana kalau BBM sudah benar-benar naik?”, tambahnya sambil menghela nafas. Ia menuturkan bahwa untuk sembako sendiri saat ini sebagian sudah mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1000, 00 – Rp 2000, 00 per kilonya. “Bukan sesuatu yang mudah untuk menaikkan harga sembako, tapi mau bagaimana lagi, harga dari sananya sudah naik. Jadi, saya juga ikut menaikkan harga supaya saya tidak rugi”, tambahnya sambil melayani pembeli.
         Ibu Siti memaparkan bahwa sebenarnya ia tidak mau menaikkan harga dagangannya. Kasihan pembeli yang juga sering mengeluh saat membeli dagangan dia, tapi dia juga menjelaskan bahwa harga dari atasnya sudah naik sehingga dia terpaksa harus menaikkan harga sembakonya. Meskipun demikian, ia tetap bersabar dan yang penting ia tidak kehilangan pelanggannya.
    “Jika BBM benar-benar naik dampak yang mungkin terjadi yaitu faktor emosional yang susah dikendalikan,” imbuhnya. Dengan demikian maka masyarakat pun mengalami tekanan batin dan tak jarang yang jatuh sakit karena memikirkan apakah esok masih bisa makan atau tidak. Pembicaraan ini memang bukan hal yang baru di kalangan masyarakat, tetapi tetap saja tak habis-habis dibahas. Mungkin bagi kalangan menengah ke atas hal ini tidak akan menjadi sesuatu yang berarti, tapi bagaimana dengan nasib masyarakat yang tidak mampu?
         “Kami memang hanya rakyat kecil yang hidup serba pas-pasan, tapi kami memiliki harapan yang besar pada anak-anak kami. Saya menyekolahkan anak-anak saya supaya mereka bisa menjadi anak yang berhasil dan hidupnya lebih baik dari orang tuanya yang hanya berjualan sembako di pasar”, ujarnya dengan nada yang lirih. Di mana-mana yang namanya orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Tapi, jika bahan bakar minyak dinaikkan pasti akan berdampak pada kesejahteraan anak-anak juga, mengingat semua itu bergantung dari penghasilan orang tua.
     Ibu yang memakai baju coklat itu kembali menuturkan bahwa seharusnya hal seperti ini wajib diperhatikan oleh pihak-pihak yang berwenang. Menaikkan harga BBM sama halnya menaikkan harga kebutuhan yang lain. “Mengeluarkan uang untuk pejabat-pejabat tinggi negara saja mereka mampu, kenapa masih harus menaikkan subsidi untuk rakyat?”, tegasnya. Ia mengatakan bahwa kalau semua harga harga  dagangan naik, siapa yang akan menaikkan gaji saya?, padahal pendapatan saya hanya dari dagang ini. Belum lagi kalau nanti dagangan saya sepi mengingat yang berjualan di pasar ini juga banyak. “Semua itu akan berpengaruh terhadap anak-anak saya, uang saku mereka pasti juga minta dinaikkan. Kalau anak saya yang SD paling hanya untuk uang jajan saja, tapi kalau anak saya yang SMP selain untuk uang jajan juga harus ada uang transportasinya”, imbuhnya.

         “Saya hanya berharap pemerintah mau memikirkannya kembali, kalau boleh memilih saya lebih memilih supaya harga BBM tidak usah naik. Tapi, kembali lagi kami hanya rakyat kecil, kalau pemerintah sudah menetapkan mau tidak mau kami juga harus mengikuti,” jelasnya. Walaupun sudah terjadi demo di sana-sini, tapi nyatanya keputusan yang keluar hanya penundaan bukan pembatalan kenaikan BBM. Berarti suatu saat harga BBM akan tetap dinaikkan dan masyarakat harus menyiapkan mental mereka untuk menghadapinya. 

1 April 2012

LINTANG YANG BERPENDAR

     Seorang gadis cilik periang dan memiliki talenta yang bagus. Tak heran jika banyak teman yang mengagumi dan ingin bersahabat dengannya. Arlintang Rofika Cahyani adalah nama lengkapnya, biasa dipanggil Lintang. Lahir di Sragen pada tanggal 1 September 2001. Sebuah anugerah bagi Sri Mulyani dan Abdul Rofik Santosa karena telah memiliki seorang anak yang bisa dibilang berbakat. Dia anak pertama dari 3 bersaurdara. Adiknya bernama Aquila Kirana dan Ahmad Lantian Lazuardi. Saat ini dia bersekoah di SDIT Az-Zahra Sragen dan sudah kelas 4.
       Anak yang menyukai warna ungu ini mulai terlihat bisa melukis sejak usia 4 tahun. Gambar yang dia warnai pun sudah terlihat rapi. Melihat adanya hobi melukis yang dimiliki sang anak, ayahnya pun medaftarkan dia untuk mengikuti ekstra melukis di sekolahan. Berkat ketekunannya dalam berlatih akhirnya dia sering mengikuti lomba mewarnai dan lomba melukis untuk mewakili sekolahnya.
       Awal masuk kelas 4, Lintang mengikuti lomba melukis tingkat kecamatan dan mendapatkan juara I. Dari situ dia berlanjut ke tingkat kabupaten dan mendapatkan juara III. Setelah maju ke tingkat Provinsi dia merasa sedikit kecewa karena tidak bisa mendapat juara. Namun, hal itu tidak membuatnya putus asa dan gadis cilik yang menyukai ice cream ini sudah cukup senang karena disana dia bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan teman-teman yang luar biasa pula. Gambar berikut merupakan salah satu lukisan karya Lintang dengan tema bermain. Untuk melukisnya dia menggunakan spidol setelah itu baru diwarnai menggunakan crayon dan dia tidak pernah takut salah saat mengayunkan spidolnya setahap demi setahap.



        Selain melukis dia juga suka membaca. Untuk mengembangkan hobi membaca yang dimiliki Lintang, orang tuanya sering membelikan buku. Bermula dari buku-buku cerita yang bergambar hingga novel anak. Orang tuanya membuatkan perpustakaan “Lolipop” agar anaknya lebih semangat membaca dan buku-bukunya terawat. Setiap buku juga diberi nomor agar mudah mencarinya. Kesenangannya membaca tidak hanya terbatas pada buku tapi juga Al-Qur’an. Seminggu tiga kali dia dan adiknya mengikuti les ngaji. Dari bekal itu dia mencoba mengikuti lomba baca Qur’an tingkat kabupaten dan mendapat juara I.
          Memasak adalah hal yang menurutnya menarik selain melukis dan membaca. Tak jarang dia mencoba membuat nasi goreng, memasak udang, dan macam-macam kue. Selain itu Lintang juga kreatif untuk membuat keterampilan atau kerajinan. Seperti halnya anak lain dia memilki perasaan yang sensitif. Untuk menuangkan segala isi hatinya itu dia menuliskan semua pada buku diari di setiap harinya. 

LUKISAN SEKILAS KEHIDUPANKU

       Terlahir di tengah-tengah keluarga yang begitu menyayangiku membuat aku sadar betapa pentingnya mereka. Dewi Rosana adalah nama lengkapku, biasa dipanggil Dewi dan tak jarang juga yang memanggil Ana. Anak nomor dua dari tiga bersaudara. Lahir di Karanganyar pada tanggal 27 Maret 1990 dari ibu yang bernama Sulasih dan ayah yang bernama Tarno. Aku memiliki kakak laki-laki yang bernama Mustar Susilo dan adik laki-laki yang bernama Rizki Safrudin. Menjadi satu-satunya anak perempuan membuat keluargaku sedikit protektif padaku. Tapi, aku anggap semua itu adalah wujud kasih sayang dan perlindungan dari mereka.
        Awalku masuk sekolah di TK Pertiwi saat usia 5 tahun. Di situlah tempat aku menuntut ilmu bersama teman-teman sebayaku. Mulai dari mengenal huruf, angka, belajar menulis, membaca, dan berhitung. Setahun kemudian aku masuk SD, tepatnya di SD N 1 Jatisawit. Mengingat saat akan menempuh ujian akhir, itu adalah hal yang sangat mendebarkan. Meskipun sudah mengikuti pelajaran tambahan dan mempersiapkannya sebaik mungkin, tetap saja itu merupakan sesuatu yang menakutkan. Tapi, Alhamdulillah hasilnya tidak seburuk yang selalu aku bayangkan.
        Usai melaksanakan belajarku di SD kemudian aku melanjutkan sekolah ke SMP N 1 Jatipuro. Sekolah itu termasuk SMP favorit di daerahku. Aku mulai mendapatkan teman-teman baru dan pengalaman baru pula. Di sekolah tersebut banyak ekstrakurikuler dan aku memilih drum band sebagai kegiatan tambahan. Di situ saya dipercaya untuk memainkan pianika. Drum band hanya ditampilkan pada saat-saat tertentu, seperti pada saat merayakan hari pramuka, hari kemerdekaan, dan karnaval. Kegiatan itu merupakan pengalaman yang tak mungkin aku lupakan.
       Memasuki kelas 3, kami mempersiapkan ujian dengan mengikuti try out agar kami terbiasa dengan soal-soal. Try out di sekolah kami diadakan setiap hari Sabtu sebelum pelajaran pertama dan setelah pelajaran berakhir. Kami juga harus mengikuti ujian praktik. Ujian nasional pun tiba, siap tidak siap harus kami lalui. Saat yang menegangkan telah berlalu dan dengan wajah gembira ibuku keluar dari ruangan kemudian memelukku sambil mengatakan bahwa aku lulus.
        SMA N 2 Wonogiri adalah sekolah yang aku pilih untuk melanjutkan pendidikanku. Sekolah ini terbagi menjadi tiga tipe kelas, ada kelas regular, RSBI, dan akselerasi. Peraturan di sekolah itu sangat ketat dan kedisiplinannya tinggi. Di sekolah tersebut aku mengikuti ekstra pramuka. Kegiatan itu memberikan banyak sekali pengalaman untuk hidupku. Meskipun tak jarang aku harus izin meninggalkan kelas ketika ada kegiatan besar seperti perkemahan pelantikan penegak (Perpegak) setiap awal tahun ajaran baru. Tapi, aku tidak pernah melupakan kewajibanku sebagai seorang murid, yaitu belajar.
      Lulus SMA bukanlah akhir dari usahaku melainkan awal dari kehidupanku yang sesungguhnya. Akhirnya, aku memutuskan untuk masuk di UMS jurusan PBSID. Pikiranku saat itu hanyalah aku melakukan semua untuk membahagiakan keluargaku sebagaimana mereka telah membahagiakan aku. Dalam setiap usahaku senantiasa kusertakan doa kepada Allah SWT agar aku selalu diberikan kesabaran dalam menghadapi semuanya. Semoga untuk ke depannya aku bisa menjadi orang yang lebih baik dari saat ini dan kemarin. Tak terasa sudah tiga tahun lebih aku belajar di UMS dan sedikit demi sedikit sudah mulai menyusun tugas akhir. Begitu banyak teman, banyak cerita, dan banyak lagi yang ingin aku tahu dari hidup ini.

23 Maret 2012 

Senin, 04 Agustus 2014

KAJIAN STILISTIKA

PUISI “NOTA UNTUK UMUR 49 TAHUN”
KARYA GOENAWAN MOHAMAD


PENDAHULUAN

Dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi, setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Sebagai sebuah karya seni yang lazim memanfaatkan bahasa sebagai mediumnya maka bahasa memiliki peran sentral. Bahasa sastra menjadi media utama untuk mengekspresikan berbagai gagasan sastrawan. Melalui berbagai cara, segenap potensi bahasa diusahakan oleh sastrawan agar asosiatif, ekspresif, dan indah sehingga menarik dan mengesnkan pembaca. Dalam konteks itulah style ‘gaya bahasa’ memegang peran penting dalam karya sastra guna menciptakan efek makna tertentu dalam rangka mencapai efek estetik.
Menurut Ali Imron (2009: 12), style ‘gaya bahasa’ adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan kreativitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek estetik atau efek kepuitsan dan penciptaan makna. Di sini, penulis mencoba menganalisis puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” karya Goenawan Mohamad. Penulis menggunakan kajian stitistika dalam menganalisis puisi tersebut.



HASIL ANALISIS


NOTA UNTUK UMUR 49 TAHUN

Pasir dalam gelas waktu
menghambur
ke dalam plasmaku

Lalu di sana tersusun gurun
dan mungkin oase
tempat-tempat terakhir burung-burung

A.    Gaya Bunyi
     Dalam puisi, bunyi berperan penting karena bunyi menimbulkan efek dan kesan tertentu. Bunyi dapat menekankan arti kata, mengintensifkan makna kata dan kalimat, bahkan dapat mendukung penciptaan suasana tertentu dalam puisi. Gaya bunyi pada puisi di atas dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.      Asonansi
      Asonansi adalah pengulangan bunyi vocal yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan dalam satu baris.
Pasir dalam gelas waktu                                                      (a)
menghambur                                                                       
ke dalam plasmaku                                                              (a)

Lalu di sana tersusun gurun                                                (a, u)
dan mungkin oase                                                              
tempat-tempat terakhir burung-burung                               (e, a, u)
2.      Aliterasi
          Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan dalam satu baris.
Pasir dalam gelas waktu                                                       (s)
menghambur                                                                        (m)
ke dalam plasmaku                                                              (m)

Lalu di sana tersusun gurun                                                   (s)
dan mungkin oase                                                              
tempat-tempat terakhir burung-burung                                  (t)
       Puisi di atas secara keseluruhan didominasi oleh adanya bunyi /a/ dan /u/. Bunyi /a/ dan /u/ yang mendominasi puisi tersebut mempunyai fungsi menimbulkan suasana rawan dan genting. Penyair sengaja mendominasi bunyi tersebut untuk mencapai efek estetis dalam puisinya.

B.     Gaya Kata (Diksi)
Guna menghidupkan lukisan dan memberikan gambaran yang jelas sesuai dengan gagasan yang ingin dikemukakan penyair dalam puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun”, penyair bayak menggunakan kata konottif di samping kata konkret. Konotatif maksudnya bersifat tidak langsung sehingga menimbulkan asosiasi terentu. Kata konotatif digunakan untuk menciptakan bahasa kias (figurative language).
Pada bait 1 dimanfaatkan bahasa kias berupa majas personifikasi yaitu, baris pertama, kedua, dan ketiga, /Pasir dalam gelas waktu//menghambur//ke dalam plasmaku/. Pasir adalah benda mati, tapi di sini pasir seolah-olah hidup karena bisa menghambur ke dalam plasma. Di sini juga terlihat adanya majas majas hiperbola atau terlalu melebih-lebihkan. Selain itu terdapat majas metafora pada baris pertama /gelas waktu/, metafora sendiri merupakan bahasa kias yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat.
Gaya kata atau diksi pada bait kedua terlihat pada baris pertama yaitu, kata /tersusun gurun/, pada baris kedua /oase/, baris ketiga /tempat terakhir/. Masing-masing diksi tersebut memiliki makna tersendiri. Penyair sengaja menampilkan kata kiasan untuk menciptakan keindahan dalam puisi.

C.    Gaya Kalimat
Kepadatan kalimat dan bentuk ekspresif sangat diperlukan dalam karya sastra khususnya puisi. Hal itu mengingat bahwa puisi hanya inti gagasan atau pengalaman batin saja yang dikemukakan. Oleh karena itu, hubungan antarkalimat dinyatakan secara implisit agar kalimat-kalimat dalam baris puisi benar-benar padat, efektif, dan imajinatif.
Pada puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini kalimatnya juga sudah padat dan imajinatif. Terlihat pada kata /di sana/, harusya /di dalam plasmaku/ tapi, diimplisitkan menjadi /di sana/. Selain itu kepadatan kalimat tidak hanya terjadi pada tiap kata tapi, juga pada tiap barisnya.

D.    Citraan
Citraan atau imaji dalam karya sastra berperan penting untuk menimbulkan pembayangan imajinatif, membentuk gambaran mental, dan dapat membangkitkan pengalaman tertentu pada pembaca. Menurut Abram (dalam Al-Ma’ruf, 2009: 158), citraan merupakan kumpulan citra yang digunakan untuk melukiskan objek dan kualitas tanggapan indera yang digunakan dalam karya sastra, baik dengan deskripsi secara harfiah maupun secara kias.
Citraan pada dasarnya tercipta melalui bahasa kias. Dengan demikian, ada hubungan yang erat antara pencitraan dengan bahasa kias yang asosiatif dan konotatif. Cuddon (dalam Al-Ma’ruf, 2009: 158) mengatakan bahwa citraan kata meliputi penggunaan bahasa untuk menggambarkan objek-objek, tindakan, perasaan, pikiran, ide, pernyataan, dan setiap pengalaman indera yang istimewa.
Menurut Scott (dalam Al-Ma’ruf, 2009: 76) citraan kata merupakan penggambaran angan-angan dalam karya sastra. Sastrawan tidak hanya pencipta musik verbal, tetapi juga pencipta gambaran daam kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu sehingga pembaca dapat melihat, merasakan, dan mendengarkannya. Penggambaran angan-angan tersebut untuk menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan serta untuk menarik perhatian pembaca.
Setiap pengarang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri yang dapat membedakan pengarang satu dengan pengarang lainnya. Citraan dalam karya sastra dapat mencerminkan kekhasan individual pengarangnya. Salah satu bentuk penciptaan kerangka seni adalah pemakaian bahasa yang khas melelui citraan.
Pada puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini, penyair memanfaatkan citraan visual (penglihatan) dalam melukiskan kehidupan seseorang.
Pasir dalam gelas waktu
menghambur
ke dalam plasmaku
Tampak pada bait pertama, penyair menggunakan citraan visual pada kata /menghambur/.
       Lalu di sana tersusun gurun
dan mungkin oase
tempat-tempat terakhir burung-burung
Pada bait kedua juga terdapat citraan penglihatan. Hal itu jelas tergambar pada kata /di sana tersusun gurun/. 

E.     Analisis Makna Stilistika Puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun”
Menurut Leech dan Shot (1984: 10), style menyaran pada cara pemakaian bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, untuk tujuan tertentu. Gaya bahasa menurut Ratna (2007: 237) adalah keseluruhan cara pemkaian (bahasa) oleh pengarag dalam karyanya. Hakikat ‘style’ adalah teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang diungkapkan. Chomsky menggunakan istilah deep structure (struktur batin) surface structure (struktur lahir), yang identik pula dengan isi dan bentuk dalam gaya bahasa (Fowler, 1997: 6). Dalam Al-Ma’ruf (2009: 7-8).
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa style ‘gaya bahasa’ adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan kreativitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek estetik atau efek kepuitsan dan penciptaan makna. Gaya bahasa dalam kara sastra berhubungan erat dengan ideologi dan latar sosiokultural pengarangnya. 
Style ‘gaya bahasa’ adalah unsur karya sastra yang merupakan sarana sastra. Style ‘gaya bahasa’ karya sastra merupakan sistem tanda tingka pertama dalam konvensi sastra. Sebagai sistem tanda, maka style ‘gaya bahasa’ puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” mempunyai makna. dalam hal ini, style ‘gaya bahasa’ menjadi sarana sastra untuk mengekspresikan gagasan sastrawan.
Ali Imron (2009: 161) menyatakan bahwa makna karya sastra merupakan formulasi gagasan-gagasan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Mengacu teori semiotik, karya sastra merupkan sistem komunikasi tanda. Oleh karena itu, apa pun yang tercantum dalam karya sastra merupakan tanda yang mengandung makna yang implisit di balik ekspresi bahasa emplisit.
Dalam puisi  “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini, penyair mengungkapkan makna sosiologi dalam puisinya. Hal itu terlihat dari pemilihan katanya yng menggambarkan bahwa /pasir/ adalah manusia, lebih tepatnya manusia yang berumur 49 tahun. Ia telah memasuki usia yang tua dan tinggal menuggu waktu untuk kembali kepada-Nya.
Ketakutan yang tergambar dalam puisi ini tampak pada kata /menghambur//ke dalam plasmaku/. Rawan dan gentingnya eksistensi manusia dalam waktu antara hidup dan mati ini merupakan tema yang dominan dalam puisi Goenawan Mohamad. Kehidupan genting, pertama-tama, sudah tentu, kerena selalu terancam maut yang pada akhirnya pasti datang, dalam bentuk apa pun.
       Lalu di sana tersusun gurun
dan mungkin oase
tempat-tempat terakhir burung-burung
Pada bait kedua tersebut dapat diartikan bahwa telah ada tempat dimana seseorang meninggal dunia. /dan mungkin oase/ maksudnya oase sendiri adalah air di gurun, tapi dalam konteks ini maknanya menjadi sebuah tempat yang nyaman dan mungkin akan ke surga. /tempat terakhir burung-burung/ artinya tempat persinggahan terakhir manusia sebelum adanya hari akhir/kiamat.

  
SIMPULAN

       Berdasarkan pengkajian stilistika puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” dapat disimpulkan bahwa puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” dianalisis dari segi gaya bunyi, gaya kata (diksi), gaya kalimat, citraan, dan makna stilistikanya. Pertama, Puisi di atas secara keseluruhan didominasi oleh adanya bunyi /a/ dan /u/. Bunyi /a/ dan /u/ yang mendominasi puisi tersebut mempunyai fungsi menimbulkan suasana rawan dan genting. Penyair sengaja mendominasi bunyi tersebut untuk mencapai efek estetis dalam puisinya.
Kedua, gaya kata (diksi) pada puisi ini menggunakan majas personifikasi, hiperbola, dan metafora. Ketiga, pada puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini kalimatnya sudah padat dan imajinatif. Terlihat pada kata /di sana/, harusya /di dalam plasmaku/ tapi, diimplisitkan menjadi /di sana/. Selain itu kepadatan kalimat tidak hanya terjadi pada tiap kata tapi, juga pada tiap barisnya.
Keempat, pada puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini, penyair memanfaatkan citraan visual (penglihatan) dalam melukiskan kehidupan seseorang. Tampak pada bait pertama, penyair menggunakan citraan visual pada kata /menghambur/. Pada bait kedua juga terdapat citraan penglihatan. Hal itu jelas tergambar pada kata /di sana tersusun gurun/. 
Kelima, makna yang terkandung dalam puisi ini adalah makna sosiologi. Rawan dan gentingnya eksistensi manusia dalam waktu antara hidup dan mati ini merupakan tema yang dominan dalam puisi Goenawan Mohamad. Kehidupan genting, pertama-tama, sudah tentu, kerena selalu terancam maut yang pada akhirnya pasti datang, dalam bentuk apa pun.




DAFTAR PUSTAKA


Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Solo: CakraBooks.

Mohamad, Goenawan. Asmaradana Pilihan Sajak 1961-1991. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 

JURNALISTIK


PENGERTIAN JURNALISTIK
Menurut Dr. Laksamana Rao ada empat kriteria profesi.
1.      Harus ada kebebasan
2.      Panggilan dan keterkaitan dengan pekerjaan itu
3.      Keahlian
4.      Harus ada tanggungjawab yang terikat kode etik.
Jurnalistik berasal dari bahasa Latin disebut “Diurna”. Julius Caesar mengeluarkan produk yang disebut acta diurna (pemberitahuan atas rapat di pusat kota) dan acta senatus. Jurnalistik itu sendiri adalah suatu kegiatan mengumpulkan bahan berita/informasi, mengolah, dan menyiarkan kepada khalayak melalui media massa.
Abad ke-17 (1609) telah terbit surat kabar yang pertama di dunia, tepatnya di Jerman yang bernama “Avisa Relation Oder Zaitung”. Surat kabar yang benar-benar rutin terbit setiap hari muncul pada tahun 1665. Surat kabar harian (Daily) tersebut bernama “Oxford Gazette”. Ada  empat politik pemerintahan (pers/jurnalistik).
1.      Authoritarian Pers
Muncul pada abad ke-17. Authoritarian Pers merupakan pers yang otoriter. Tujuannya adalah to inform atau menyampaikan informasi kegiatan-kegiaan Gereja/Kerajaan.
2.      Libertarian Pers
Libertarian Pers ada mulai abad ke-18. Pers ini bersifat bebas. Tujuannya adalah to influence atau mempengaruhi. Pengaruh yang pertama adalah to aducate/mendidik, kedua to entertain/menghibur, dan ketiga to publick/mempromosikan.
3.      Social Responsibility Pers
Social Responsibility Pers munul pada abad ke-20. Pers ini bertanggungjawab sosial terhadap masyarakat.
4.      Komunist Pers
Komunist Pers terbentuk di Unisoviet. Pers ini muncul karena adanya kesadaran bahwa pers mempunyai tanggungjawab sosial.

PERS
Pers dalam arti sempit adalah semua media cetak seperti koran, majalah, buletin, dan tabloid. Pers dalam arti luas adalah semua media cetak dan elektronik seperti TV, radio, dan internet.
Seorang wartawan seharusnya memiliki hal-hal sebagai berikut.
1.    Persepsi (kemampuan melihat fakta)
a.    Makhluk Generalis, 
adalah makhluk yang tahu sedikit tentang banyak hal.
b.    Makhluk Spesialis,
adalah makhluk yang tahu banyak tentang sediakit hal.
2.    Interpretasi/menafsirkan/memberi makna
3.    Simbolisasi (kemampuan dalam menuangkan ide)

ELEMEN JURNALISTIK

Bill Kovach dan Tom Resentiel adalah dua orang yang sangat berpengaruh dalam dunia Jurnalis. Mereka menyebutkan bahwa tugas wartawan itu tidak hanya selalu menyampaikan informasi, tetapi ada sembilan elemen Jurnalisme. Tugas dan kewajiban wartawan.
1.      Menyampaikan kebenaran
2.      Memiliki loyalitas kepada masyarakat (public trust)
3.      Mamiliki disiplin untuk melakukan verivikasi (pencocokan ulang) data/check and recheck
4.      Memiliki kemandirian terhadap apa yang diliputnya (independensi)
5.      Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan (independensi)
6.      Memiliki forum bagi kritik dan kesepakatan publik (mediasi)
7.      Menyampaikan sesuatu yang menarik dan relevan kepad publik
8.      Membuat berita secara komperhensif dan profesional
9.      Memberi keleluasaan kepada wartawan untuk mengikuti hati nuraninya.

FUNGSI PERS
1.      Fungsi informasi, untuk menyampaikan keterangan/informasi. 
2.      Fungsi kontrol, untuk mengontrol berjalannya kekuasaan/memonitor/memantau.
3.      Fungsi interpretatif dan direktif, untuk memberikan bimbingan/membimbing.
4.      Fungsi enterprenur, untuk menghibur.
5.      Fungsi regenetatif, pewarisan generasi.
6.      Mengawal hak-hak warga negara,
7.      Fungsi ekonomi, untuk mengiklankan/promosi.
8.      Fungsi swadaya, pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuan finansial mereka supaya bisa mebiayai operasionalnya.
Hambatan dalam profesi jurnalistik yaitu, tidak suka/tidak ingin dipublikasi dan suka/ingin dipublikasi. Kebebasan pers dijamin dalam Undang-undang Pers No. 40 tahun 1999. Seorang wartawan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman.


SYARAT MENJADI WARTAWAN YANG BAIK
Ada empat kualitas yang setidaknya dimiliki seorang wartawan.
1.      Pengalaman
2.      Perasaan ingin tahu
3.      Daya khayal/fantasi/imajinasi
4.      Pengetahuan

ASPEK HUKUM
Pers/jurnalistik memiliki sebuah Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Meskipun demikian, masih ada Wartawan Tanpa surat kabar (WTS) dan wartawan amplob (money jurnalism). Padahal, sudah diatur dalam UU No. 40 tahun 1999 pada Pasal 4, yang berbunyi sebagai berikut.
“Wartawan Indonesia tidak menerima imbalan untuk menyiarkan/tidak menyiarkan tulisan, gambar yang dapat menguntungkan/merugikan seseorang.”
Pasal 14 Kode Etik Jurnalistik (KEJ) menyebutkan bahwa wartawan Indonesia menghormati embargo dan tidak menyiarkan keterangan off he record. Embargo berita adalah permintaan untuk menunda penyiaran suatu berita sampai batas waktu yang ditentukan sumber berita. Off the record adalah permintaan untuk tidak menyiarkan berita/tidak memberi keterangan.
 Ada perdebatan pers antara UU No. 40 tahun 1999 (lex spesialis) dengan KUHP (lex generalis). Dengan adanya perdebatan tersebut muncullah yangnamanya Delik Pers. Delik Pers  adalah perbuatan/tindakan padana yang dilakukan oleh atau melalui pes. Delik di sini berbeda dengan libel. Delik dari bahasa Belanda yang tujuannya untuk melindungi kepentingan-kepentingan pemerintahan/penguasa. Lain halnya dengan libel, tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan individu.

PIAGAM PALEMBANG 2010
Dalam Piagam Palembang 2010, yang terpenting adalah Standar Kompetensi Wartawan (SKW). SKW akan menjadi alat ukur profesionalitas jurnalis/wartawan dan melindungai hak-hak kepentingn publik. Setelah/pasca Piagam Palembang 2010, ditetapkan empat lembaga.
1.      Lembaga Pendidikan Jurnalistik
2.      Lembaga Pendidikn Tinggi
3.      Lembaga Perusahaan Pers
4.      Lembaga Organisasi Pers (PWI, IJTI)

STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN
(SKW)
A.    Pengertian
Standar adalah patokan baku yang menjadi pegangan ukuran/dasar dan model bagi karakter unggulan. Kompetensi adalah kemampuan tertentu yang menggambarkan tingkatan khusus dalam hal kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan). Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksnakan kegiatan jurnalistik berupa mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, dll.
B.     Tujuan dari standar kompetensi wartawan adalah sebagai berikut.
1.      Meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan
2.      Menjadi acuan sistem evaluasi kinerja wartawan oleh perusahaan pers
3.      Menegakkan kemerdekaan pers berdasarkan kepentingn publik
4.      Menjaga harkat dan martabat kewartawanan sebagai profesi khusus penghasil karya intelektual
5.      Menghindari penyalahgunaan profesi wartawan
6.      Menepatkan warawa pada kedudukan strategis dalam industri pers.
C.     Model dan katgori kompetensi.
1.      Kesadaran (awareness), kesadaran tentang estetika dan hukum, kepekaan jurnlistik, serta pentingnya jejaring, dan lobi. Disebut wartawan utama.
2.      Pengetahuan (knowledge), teori dan prinsip jurnalstik, pengetahuan umum, dan pengetahuan khusus. Disebut wartawan madya.
3.      Keterampilan (skill), kreatifitas yang dimiliki wartawan atau biasa disebut wartawan madu. 
D.    Kompetensi kunci
1.      Memahami menaati etika jurnalistik
2.      Mengidentifikasi masalah terkait yang memiliki nilai berita
3.      Membangun dan memelihara jejaring dan lobi
4.      Menguasai bahasa
5.      Mengumpulkan dan menganlisis informasi (fakta dan data) serta iformasi bahan berita
6.      Menyajikan berita
7.      Menyunting berita
8.      Merancang rubrik/kanal halaman pemberitaan dan atau slot progaram pemberitaan
9.      Manajemen redaksi
10.  Menentukan kebijakan dan arah pemberitaan
11.  Menggunakan peralatan teknologi pemberitaan.


FOTO JURNALISTIK
A.    Pengertian
Wilsan Hick mengatakan bahwa jurnalistik foto adalah media komunikasi verbal dan visul yang hadir bersamaan. Jurnalistik foto adalah kombinasi visual (foto) dengan kata-kata. Foto jurnalistik bersifat abadi, sedangkan foto biasa bersifat seentara atau kesan sesaat. Kata-kata yang digunakan dalam foto jurnalistik harus memenuhi 5W+1H. Jadi, foto jurnalistik adalah kombinasi antara bentuk visual (gambar/foto) dengan kata-kata yang disebrluaskan kepada khaayak /publik melalui media massa.
B.     Empat elemen foto jurnalistik
1.      Headline, adalah suatu judl pendek yang merupakan intisari kejadian/peristiwa di dalam foto (1-3 kata), dicetak tebal, dan kapital.
2.      Caption, adalah keterangan/penjelasan tentang foto tersebut.
3.      By line (hak cipta)
4.      Credit
C.     Jenis foto jurnalitik
1.      Foto lepas/wild art, adalah foto yang berdiri sendiri dan tidak terkait dengan pemberitaan (harus lengkap keterangannya).
2.      Foto terkait, adalah foto yang terkait dengan berita/tulisan.
3.      Head shot/foto rofil, adalah foto yang berkaitan dengan berita, dicantumkan nama dan jabatannya.
4.  Foto ilustrasi/pelengkap, adalah foto yang tidak perlu dijelaskan panjang lebar, cukup sedikit penggambaran saja.
D.    Nilai suatu foto  jurnalistik
1.      Aktuaitas (baru/hangat)
2.      Berhubungan dengan berita/isu/topik tertentu
3.      Kejadian luar biasa
4.      Promosi
5.      Kepentingan 
6.      Human interest

7.      Universal