Media Berbagi
Selasa, 08 Maret 2016
Senin, 11 Agustus 2014
Pengalaman Perawatan di Ellena Skin Care
Hello,,, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Gimana kabar sobat semua?
Semoga selalu diberikan kesehatan. Amin.
Sebenarnya sudah lama pengen
posting ini, tetapi belum sempet. Hehehe sok sibuk. Awalnya, pas aku masih
kuliah wajahku baik-baik aja. Gara-gara sering ngerjain skripsi sampai larut
malam, bahkan terkadang sampai Subuh. Nah, sejak saat itu aku wajahku mulai
berjerawat. Parah deh. Trus aku coba-coba facial
di salon umum. Bukan sembuh yang ada malah tambah banyak. Mulai deh tu aku
panik. Mana bentar lagi pendadaran.
Akhirnya aku memutuskan untuk
melakukan perawatan ke Ellena Skin Care
yang beralamatkan JL. Setia Budi, No. 80, Gilingan, 57137 (Timur Rumah Sakit
Brayat Minulya). Aku ke sana sama adikku Dwi Nursyamsih alias Genol. Ahahaha peace. Pertama, aku konsul dulu sama
dokternya. Disaranin buat facial
peremajaan Rp107.000,00. Selain itu, aku beli cream satu paket Rp104.000,00 dan aku langsung kedaftar jadi member karena minimal total perawatan Rp200.000,00. (Eits,,,tapi ini harga waktu aku
masih kuliah hlo ya. Sekarang sudah tidak ada paketan, jadi belinya bijian).
Habis perawatan rasanya wajahku bengkak, karena memang saat itu jerawatku
parah. Tiga hari tidak boleh memakai cream
dulu, pakainya cuma pembersih, penyegar, sama sunblock aja.
Setelah satu bulanan aku rutin
memakai cream, sudah terlihat hasilnya. Bekas jerawat mulai memudar.
Alhamdulillah. Aku cuma facial sekali
aja, sama beli paket cream 2 kali.
Setelah itu, aku berhenti pake cream
Ellena. Tapi, tidak ada efek buruknya kok, wajah aku juga nggak jerawaten lagi.
Nggak bikin ketergantungan karena dari bahan alami.
Sekarang udah kerja, eeehhhh
kepincut pengen perawatan lagi ke sana. Hehehe. Itung-itung menghilangkan stress. Sampai sekarang aku masih pakai cream Ellena, meskipun kadang nggak
rutin. Kalau perawatannya, aku juga nggak rutin kok. Tergantung isi dompet aja.
Hehe. O iya, selain facial peremajaan
ada juga nih facial buah, facial natural, facial mutiara, facial
gold, facial green tea, dan masih banyak lagi deh (harganya mulai
Rp39.000,00). Aku juga nggak mesti facial,
kadang cuma mikrodermabrasi treatment,
oxygen treatment, atau radio frekuensi treatment (RF). Kalau treatment
cuma Rp50.000,00.
So, buat kamu yang lagi galau
masalah jerawat, aku saranin ke sana aja. Harganya juga terjangkau kok. Inget
ya, jangan coba-coba facial di salon
umum deh, sayang wajah kamu. Soalnya, perawatan wajah itu harus bener-bener
steril alat-alatnya. Kalau nggak steril, kaya aku dulu tuh malah nambah banyak
jerawatnya. Haduh, kaya promosi aja nih. Bukan bermaksud promosi, hanya ingin
memberikan informasi aja buat temen-temen. Itu dulu cuap-cuap untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Kalau ada pertanyaan silahkan komentar ya. Okey!
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Setelah Perawatan Sebulan
Sekarang
Selasa, 05 Agustus 2014
ISU KENAIKAN BBM, BUAT PEDAGANG KELIMPUNGAN
Saat
melintasi jalan yang becek dan banyak orang berlalu-lalang dengan kesibukan
masing-masing, mata saya tertuju pada seorang ibu separuh baya dengan berbagai
dagangan di hadapannya, Minggu (1/4) siang. “Saya sudah berjualan di pasar ini
selama tujuh tahun,” ujar bu Siti pedagang sembako di pasar Gondang, Sragen.
Meskipun di pasar tersebut banyak orang yang berjualan serupa, tapi semua itu
tidak pernah menyurutkan niat baiknya untuk tetap bertahan. Sudah menjadi
kesehariannya berdagang di pasar tersebut.
Ibu yang beralamatkan Tambak Boyo,
Mantingan ini menggantungkan hidupnya pada usahanya berjualan di pasar. Bagaimana
tidak, ia rela menjalani semua itu karena rasa sayangnya pada keluarga. “Kira-kira
jam lima pagi saya sudah berangkat ke pasar dan jam empat sore baru pulang,” tutur
wanita yang sudah memiliki dua orang putra tersebut. Akhir-akhir ini sedang
marak diperbincangkan masalah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan
dinaikkan oleh pemerintah. Seiring dengan isu kenaikan bahan bakar minyak ini
muncullah berbagai spekulasi dari banyak pihak masyarakat. Pro dan kontra pun
seolah sudah menjadi konsumsi publik setiap hari.
Isu
kenaikan BBM ini mengakibatkan harga-harga kebutuhan lain mulai melambung dan
seakan mencekik para pedagang secara perlahan. Tanpa terkecuali ibu yang
berjualan sembako di pasar ini. Ia juga ikut menelan pahitnya kabar mengenai
BBM yang akan dinaikkan. Saat dimintai keterangan mengenai isu kenaikan Bahan
Bakar Minyak (BBM), ia menyatakan bahwa jika BBM naik otomatis harga sembako
dan kebutuhan yang lain juga ikut naik. Terlihat jelas bahwa wanita pekerja
keras ini tidak setuju dengan adanya kebijakan pemerintah yang akan meningkatkan
harga BBM. “BBM merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan masyarakat,
untuk berbelanja saja saya bisa menghabiskan 3-4 liter bensin, belum lagi untuk
pulang perginya ke pasar,” tegasnya.
Isu kenaikan BBM ini tentu sangat
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, apalagi untuk masyarakat yang
seharusnya masih mendapatkan bantuan dari pemerintah, tapi mereka juga harus
terkena imbasnya. “Baru isu kenaikan BBM saja kebutuhan pokok sudah naik
terlebih dahulu, bagaimana kalau BBM sudah benar-benar naik?”, tambahnya sambil
menghela nafas. Ia menuturkan bahwa untuk sembako sendiri saat ini sebagian
sudah mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1000, 00 – Rp 2000, 00 per kilonya. “Bukan
sesuatu yang mudah untuk menaikkan harga sembako, tapi mau bagaimana lagi,
harga dari sananya sudah naik. Jadi, saya juga ikut menaikkan harga supaya saya
tidak rugi”, tambahnya sambil melayani pembeli.
Ibu Siti memaparkan bahwa sebenarnya
ia tidak mau menaikkan harga dagangannya. Kasihan pembeli yang juga sering
mengeluh saat membeli dagangan dia, tapi dia juga menjelaskan bahwa harga dari
atasnya sudah naik sehingga dia terpaksa harus menaikkan harga sembakonya.
Meskipun demikian, ia tetap bersabar dan yang penting ia tidak kehilangan
pelanggannya.
“Jika BBM benar-benar naik dampak
yang mungkin terjadi yaitu faktor emosional yang susah dikendalikan,” imbuhnya.
Dengan demikian maka masyarakat pun mengalami tekanan batin dan tak jarang yang
jatuh sakit karena memikirkan apakah esok masih bisa makan atau tidak. Pembicaraan
ini memang bukan hal yang baru di kalangan masyarakat, tetapi tetap saja tak
habis-habis dibahas. Mungkin bagi kalangan menengah ke atas hal ini tidak akan
menjadi sesuatu yang berarti, tapi bagaimana dengan nasib masyarakat yang tidak
mampu?
“Kami memang hanya rakyat kecil yang
hidup serba pas-pasan, tapi kami memiliki harapan yang besar pada anak-anak
kami. Saya menyekolahkan anak-anak saya supaya mereka bisa menjadi anak yang
berhasil dan hidupnya lebih baik dari orang tuanya yang hanya berjualan sembako
di pasar”, ujarnya dengan nada yang lirih. Di mana-mana yang namanya orang tua
pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Tapi, jika bahan bakar minyak
dinaikkan pasti akan berdampak pada kesejahteraan anak-anak juga, mengingat
semua itu bergantung dari penghasilan orang tua.
Ibu yang memakai baju coklat itu
kembali menuturkan bahwa seharusnya hal seperti ini wajib diperhatikan oleh
pihak-pihak yang berwenang. Menaikkan harga BBM sama halnya menaikkan harga
kebutuhan yang lain. “Mengeluarkan uang untuk pejabat-pejabat tinggi negara
saja mereka mampu, kenapa masih harus menaikkan subsidi untuk rakyat?”,
tegasnya. Ia mengatakan bahwa kalau semua harga harga dagangan naik, siapa yang akan menaikkan gaji
saya?, padahal pendapatan saya hanya dari dagang ini. Belum lagi kalau nanti
dagangan saya sepi mengingat yang berjualan di pasar ini juga banyak. “Semua
itu akan berpengaruh terhadap anak-anak saya, uang saku mereka pasti juga minta
dinaikkan. Kalau anak saya yang SD paling hanya untuk uang jajan saja, tapi
kalau anak saya yang SMP selain untuk uang jajan juga harus ada uang
transportasinya”, imbuhnya.
“Saya hanya berharap pemerintah mau
memikirkannya kembali, kalau boleh memilih saya lebih memilih supaya harga BBM
tidak usah naik. Tapi, kembali lagi kami hanya rakyat kecil, kalau pemerintah
sudah menetapkan mau tidak mau kami juga harus mengikuti,” jelasnya. Walaupun
sudah terjadi demo di sana-sini, tapi nyatanya keputusan yang keluar hanya
penundaan bukan pembatalan kenaikan BBM. Berarti suatu saat harga BBM akan
tetap dinaikkan dan masyarakat harus menyiapkan mental mereka untuk
menghadapinya.
1 April 2012
LINTANG YANG BERPENDAR
Seorang
gadis cilik periang dan memiliki talenta yang bagus. Tak heran jika banyak
teman yang mengagumi dan ingin bersahabat dengannya. Arlintang Rofika Cahyani adalah nama
lengkapnya, biasa dipanggil Lintang. Lahir di Sragen pada tanggal 1 September
2001. Sebuah anugerah bagi Sri Mulyani dan Abdul Rofik Santosa karena telah
memiliki seorang anak yang bisa dibilang berbakat. Dia anak pertama dari 3
bersaurdara. Adiknya bernama Aquila Kirana dan Ahmad Lantian Lazuardi. Saat ini
dia bersekoah di SDIT Az-Zahra Sragen dan sudah kelas 4.
Anak yang menyukai warna ungu ini
mulai terlihat bisa melukis sejak usia 4 tahun. Gambar yang dia warnai pun
sudah terlihat rapi. Melihat adanya hobi melukis yang dimiliki sang anak,
ayahnya pun medaftarkan dia untuk mengikuti ekstra melukis di sekolahan. Berkat
ketekunannya dalam berlatih akhirnya dia sering mengikuti lomba mewarnai dan
lomba melukis untuk mewakili sekolahnya.
Awal masuk kelas 4, Lintang
mengikuti lomba melukis tingkat kecamatan dan mendapatkan juara I. Dari situ
dia berlanjut ke tingkat kabupaten dan mendapatkan juara III. Setelah maju ke
tingkat Provinsi dia merasa sedikit kecewa karena tidak bisa mendapat juara.
Namun, hal itu tidak membuatnya putus asa dan gadis cilik yang menyukai ice cream ini sudah cukup senang karena
disana dia bisa mendapatkan pengalaman
yang luar biasa dan teman-teman yang luar biasa pula. Gambar berikut merupakan
salah satu lukisan karya Lintang dengan tema bermain. Untuk melukisnya dia
menggunakan spidol setelah itu baru diwarnai menggunakan crayon dan dia tidak pernah takut salah saat mengayunkan spidolnya
setahap demi setahap.
Selain melukis dia juga suka
membaca. Untuk mengembangkan hobi membaca yang dimiliki Lintang, orang tuanya
sering membelikan buku. Bermula dari buku-buku cerita yang bergambar hingga
novel anak. Orang tuanya membuatkan perpustakaan “Lolipop” agar anaknya lebih
semangat membaca dan buku-bukunya terawat. Setiap buku juga diberi nomor agar
mudah mencarinya. Kesenangannya membaca tidak hanya terbatas pada buku tapi
juga Al-Qur’an. Seminggu tiga kali dia dan adiknya mengikuti les ngaji. Dari
bekal itu dia mencoba mengikuti lomba baca Qur’an tingkat kabupaten dan
mendapat juara I.
Memasak adalah hal yang menurutnya
menarik selain melukis dan membaca. Tak jarang dia mencoba membuat nasi goreng,
memasak udang, dan macam-macam kue. Selain itu Lintang juga kreatif untuk
membuat keterampilan atau kerajinan. Seperti halnya anak lain dia memilki
perasaan yang sensitif. Untuk menuangkan segala isi hatinya itu dia menuliskan
semua pada buku diari di setiap harinya.
LUKISAN SEKILAS KEHIDUPANKU
Terlahir
di tengah-tengah keluarga yang begitu menyayangiku membuat aku sadar betapa
pentingnya mereka. Dewi Rosana adalah nama lengkapku, biasa dipanggil Dewi dan
tak jarang juga yang memanggil Ana. Anak nomor dua dari tiga bersaudara. Lahir
di Karanganyar pada tanggal 27 Maret 1990 dari ibu yang bernama Sulasih dan
ayah yang bernama Tarno. Aku memiliki kakak laki-laki yang bernama Mustar
Susilo dan adik laki-laki yang bernama Rizki Safrudin. Menjadi satu-satunya
anak perempuan membuat keluargaku sedikit protektif padaku. Tapi, aku anggap
semua itu adalah wujud kasih sayang dan perlindungan dari mereka.
Awalku masuk sekolah di TK Pertiwi
saat usia 5 tahun. Di situlah tempat aku menuntut ilmu bersama teman-teman
sebayaku. Mulai dari mengenal huruf, angka, belajar menulis, membaca, dan
berhitung. Setahun kemudian aku masuk SD, tepatnya di SD N 1 Jatisawit.
Mengingat saat akan menempuh ujian akhir, itu adalah hal yang sangat
mendebarkan. Meskipun sudah mengikuti pelajaran tambahan dan mempersiapkannya
sebaik mungkin, tetap saja itu merupakan sesuatu yang menakutkan. Tapi,
Alhamdulillah hasilnya tidak seburuk yang selalu aku bayangkan.
Usai melaksanakan belajarku di SD
kemudian aku melanjutkan sekolah ke SMP N 1 Jatipuro. Sekolah itu termasuk SMP
favorit di daerahku. Aku mulai mendapatkan teman-teman baru dan pengalaman baru
pula. Di sekolah tersebut banyak ekstrakurikuler dan aku memilih drum band
sebagai kegiatan tambahan. Di situ saya dipercaya untuk memainkan pianika. Drum band hanya ditampilkan pada
saat-saat tertentu, seperti pada saat merayakan hari pramuka, hari kemerdekaan, dan karnaval. Kegiatan itu merupakan
pengalaman yang tak mungkin aku lupakan.
Memasuki kelas 3, kami mempersiapkan
ujian dengan mengikuti try out agar
kami terbiasa dengan soal-soal. Try out
di sekolah kami diadakan setiap hari Sabtu sebelum pelajaran pertama dan
setelah pelajaran berakhir. Kami juga harus mengikuti ujian praktik. Ujian
nasional pun tiba, siap tidak siap harus kami lalui. Saat yang menegangkan
telah berlalu dan dengan wajah gembira ibuku keluar dari ruangan kemudian
memelukku sambil mengatakan bahwa aku lulus.
SMA N 2 Wonogiri adalah sekolah yang
aku pilih untuk melanjutkan pendidikanku. Sekolah ini terbagi menjadi tiga tipe
kelas, ada kelas regular, RSBI, dan akselerasi. Peraturan di sekolah itu sangat
ketat dan kedisiplinannya tinggi. Di sekolah tersebut aku mengikuti ekstra
pramuka. Kegiatan itu memberikan banyak sekali pengalaman untuk hidupku. Meskipun
tak jarang aku harus izin meninggalkan kelas ketika ada kegiatan besar seperti
perkemahan pelantikan penegak (Perpegak) setiap awal tahun ajaran baru. Tapi,
aku tidak pernah melupakan kewajibanku sebagai seorang murid, yaitu belajar.
Lulus SMA bukanlah akhir dari
usahaku melainkan awal dari kehidupanku yang sesungguhnya. Akhirnya, aku
memutuskan untuk masuk di UMS jurusan PBSID. Pikiranku saat itu hanyalah aku
melakukan semua untuk membahagiakan keluargaku sebagaimana mereka telah membahagiakan
aku. Dalam setiap usahaku senantiasa kusertakan doa kepada Allah SWT agar aku
selalu diberikan kesabaran dalam menghadapi semuanya. Semoga untuk ke depannya
aku bisa menjadi orang yang lebih baik dari saat ini dan kemarin. Tak terasa
sudah tiga tahun lebih aku belajar di UMS dan sedikit demi sedikit sudah mulai
menyusun tugas akhir. Begitu banyak teman, banyak cerita, dan banyak lagi yang
ingin aku tahu dari hidup ini.
23 Maret 2012
Senin, 04 Agustus 2014
KAJIAN STILISTIKA
PUISI “NOTA UNTUK UMUR 49 TAHUN”
KARYA GOENAWAN MOHAMAD
PENDAHULUAN
Dapat
dikatakan bahwa karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui
kontemplasi dan refleksi, setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam
lingkungan sosialnya. Sebagai sebuah karya seni yang lazim memanfaatkan bahasa
sebagai mediumnya maka bahasa memiliki peran sentral. Bahasa sastra menjadi
media utama untuk mengekspresikan berbagai gagasan sastrawan. Melalui berbagai
cara, segenap potensi bahasa diusahakan oleh sastrawan agar asosiatif,
ekspresif, dan indah sehingga menarik dan mengesnkan pembaca. Dalam konteks
itulah style ‘gaya bahasa’ memegang peran penting dalam karya sastra guna
menciptakan efek makna tertentu dalam rangka mencapai efek estetik.
Menurut
Ali Imron (2009: 12), style ‘gaya
bahasa’ adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas
sesuai dengan kreativitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai
efek tertentu, yakni efek estetik atau efek kepuitsan dan penciptaan makna. Di
sini, penulis mencoba menganalisis puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” karya
Goenawan Mohamad. Penulis menggunakan kajian stitistika dalam menganalisis
puisi tersebut.
HASIL ANALISIS
NOTA UNTUK UMUR 49 TAHUN
Pasir
dalam gelas waktu
menghambur
ke dalam
plasmaku
Lalu di
sana tersusun gurun
dan
mungkin oase
tempat-tempat
terakhir burung-burung
A.
Gaya Bunyi
Dalam puisi, bunyi berperan penting karena bunyi
menimbulkan efek dan kesan tertentu. Bunyi dapat menekankan arti kata,
mengintensifkan makna kata dan kalimat, bahkan dapat mendukung penciptaan
suasana tertentu dalam puisi. Gaya bunyi pada puisi di atas dapat dikemukakan
sebagai berikut.
1.
Asonansi
Asonansi
adalah pengulangan bunyi vocal yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan
dalam satu baris.
Pasir dalam gelas waktu (a)
menghambur
ke dalam plasmaku (a)
Lalu di sana tersusun gurun (a,
u)
dan mungkin oase
tempat-tempat terakhir burung-burung (e, a, u)
2.
Aliterasi
Aliterasi
adalah pengulangan bunyi konsonan yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan
dalam satu baris.
Pasir dalam gelas waktu (s)
menghambur (m)
ke dalam plasmaku (m)
Lalu di sana tersusun gurun (s)
dan mungkin oase
tempat-tempat terakhir burung-burung (t)
Puisi di
atas secara keseluruhan didominasi oleh adanya bunyi /a/ dan /u/. Bunyi /a/ dan
/u/ yang mendominasi puisi tersebut mempunyai fungsi menimbulkan suasana rawan
dan genting. Penyair sengaja mendominasi bunyi tersebut untuk mencapai efek
estetis dalam puisinya.
B.
Gaya Kata (Diksi)
Guna menghidupkan lukisan dan memberikan gambaran yang jelas
sesuai dengan gagasan yang ingin dikemukakan penyair dalam puisi “Nota untuk
Umur 49 Tahun”, penyair bayak menggunakan kata konottif di samping kata konkret.
Konotatif maksudnya bersifat tidak langsung sehingga menimbulkan asosiasi
terentu. Kata konotatif digunakan untuk menciptakan bahasa kias (figurative language).
Pada bait 1 dimanfaatkan bahasa kias berupa majas
personifikasi yaitu, baris pertama, kedua, dan ketiga, /Pasir dalam gelas
waktu//menghambur//ke dalam plasmaku/. Pasir adalah benda mati, tapi di sini
pasir seolah-olah hidup karena bisa menghambur ke dalam plasma. Di sini juga
terlihat adanya majas majas hiperbola atau terlalu melebih-lebihkan. Selain itu
terdapat majas metafora pada baris pertama /gelas waktu/, metafora sendiri
merupakan bahasa kias yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam
bentuk yang singkat.
Gaya kata atau diksi pada bait kedua terlihat pada baris
pertama yaitu, kata /tersusun gurun/, pada baris kedua /oase/, baris ketiga
/tempat terakhir/. Masing-masing diksi tersebut memiliki makna tersendiri.
Penyair sengaja menampilkan kata kiasan untuk menciptakan keindahan dalam
puisi.
C.
Gaya Kalimat
Kepadatan kalimat dan bentuk ekspresif sangat diperlukan
dalam karya sastra khususnya puisi. Hal itu mengingat bahwa puisi hanya inti
gagasan atau pengalaman batin saja yang dikemukakan. Oleh karena itu, hubungan
antarkalimat dinyatakan secara implisit agar kalimat-kalimat dalam baris puisi
benar-benar padat, efektif, dan imajinatif.
Pada puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini kalimatnya juga
sudah padat dan imajinatif. Terlihat pada kata /di sana/, harusya /di dalam
plasmaku/ tapi, diimplisitkan menjadi /di sana/. Selain itu kepadatan kalimat
tidak hanya terjadi pada tiap kata tapi, juga pada tiap barisnya.
D.
Citraan
Citraan atau imaji dalam karya sastra berperan penting untuk
menimbulkan pembayangan imajinatif, membentuk gambaran mental, dan dapat
membangkitkan pengalaman tertentu pada pembaca. Menurut Abram (dalam Al-Ma’ruf,
2009: 158), citraan merupakan kumpulan citra yang digunakan untuk melukiskan
objek dan kualitas tanggapan indera yang digunakan dalam karya sastra, baik
dengan deskripsi secara harfiah maupun secara kias.
Citraan pada dasarnya tercipta melalui bahasa kias. Dengan
demikian, ada hubungan yang erat antara pencitraan dengan bahasa kias yang
asosiatif dan konotatif. Cuddon (dalam Al-Ma’ruf, 2009: 158) mengatakan bahwa
citraan kata meliputi penggunaan bahasa untuk menggambarkan objek-objek,
tindakan, perasaan, pikiran, ide, pernyataan, dan setiap pengalaman indera yang
istimewa.
Menurut Scott (dalam Al-Ma’ruf, 2009: 76) citraan kata
merupakan penggambaran angan-angan dalam karya sastra. Sastrawan tidak hanya
pencipta musik verbal, tetapi juga pencipta gambaran daam kata-kata untuk
mendeskripsikan sesuatu sehingga pembaca dapat melihat, merasakan, dan
mendengarkannya. Penggambaran angan-angan tersebut untuk menimbulkan suasana
yang khusus, membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan serta
untuk menarik perhatian pembaca.
Setiap pengarang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri
yang dapat membedakan pengarang satu dengan pengarang lainnya. Citraan dalam
karya sastra dapat mencerminkan kekhasan individual pengarangnya. Salah satu
bentuk penciptaan kerangka seni adalah pemakaian bahasa yang khas melelui
citraan.
Pada puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini, penyair
memanfaatkan citraan visual (penglihatan) dalam melukiskan kehidupan seseorang.
Pasir
dalam gelas waktu
menghambur
ke dalam
plasmaku
Tampak
pada bait pertama, penyair menggunakan citraan visual pada kata /menghambur/.
Lalu di sana tersusun gurun
dan
mungkin oase
tempat-tempat
terakhir burung-burung
Pada bait kedua juga terdapat citraan penglihatan. Hal itu
jelas tergambar pada kata /di sana tersusun gurun/.
E.
Analisis Makna Stilistika
Puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun”
Menurut Leech dan Shot (1984: 10), style menyaran pada cara pemakaian bahasa dalam konteks tertentu,
oleh pengarang tertentu, untuk tujuan tertentu. Gaya bahasa menurut Ratna
(2007: 237) adalah keseluruhan cara pemkaian (bahasa) oleh pengarag dalam
karyanya. Hakikat ‘style’ adalah
teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang
diungkapkan. Chomsky menggunakan istilah deep
structure (struktur batin) surface
structure (struktur lahir), yang identik pula dengan isi dan bentuk dalam
gaya bahasa (Fowler, 1997: 6). Dalam Al-Ma’ruf (2009: 7-8).
Dari
berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa style ‘gaya bahasa’ adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan
dengan bahasa khas sesuai dengan kreativitas, kepribadian, dan karakter
pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek estetik atau efek kepuitsan
dan penciptaan makna. Gaya bahasa dalam kara sastra berhubungan erat dengan
ideologi dan latar sosiokultural pengarangnya.
Style
‘gaya bahasa’ adalah unsur karya sastra yang merupakan sarana sastra. Style ‘gaya bahasa’ karya sastra
merupakan sistem tanda tingka pertama dalam konvensi sastra. Sebagai sistem
tanda, maka style ‘gaya bahasa’ puisi
“Nota untuk Umur 49 Tahun” mempunyai makna. dalam hal ini, style ‘gaya bahasa’ menjadi sarana sastra untuk mengekspresikan
gagasan sastrawan.
Ali
Imron (2009: 161) menyatakan bahwa makna karya sastra merupakan formulasi
gagasan-gagasan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Mengacu
teori semiotik, karya sastra merupkan sistem komunikasi tanda. Oleh karena itu,
apa pun yang tercantum dalam karya sastra merupakan tanda yang mengandung makna
yang implisit di balik ekspresi bahasa emplisit.
Dalam
puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” ini,
penyair mengungkapkan makna sosiologi dalam puisinya. Hal itu terlihat dari
pemilihan katanya yng menggambarkan bahwa /pasir/ adalah manusia, lebih
tepatnya manusia yang berumur 49 tahun. Ia telah memasuki usia yang tua dan
tinggal menuggu waktu untuk kembali kepada-Nya.
Ketakutan
yang tergambar dalam puisi ini tampak pada kata /menghambur//ke dalam
plasmaku/. Rawan dan gentingnya eksistensi manusia dalam waktu antara hidup dan
mati ini merupakan tema yang dominan dalam puisi Goenawan Mohamad. Kehidupan
genting, pertama-tama, sudah tentu, kerena selalu terancam maut yang pada
akhirnya pasti datang, dalam bentuk apa pun.
Lalu di sana tersusun gurun
dan
mungkin oase
tempat-tempat
terakhir burung-burung
Pada
bait kedua tersebut dapat diartikan bahwa telah ada tempat dimana seseorang
meninggal dunia. /dan mungkin oase/ maksudnya oase sendiri adalah air di gurun,
tapi dalam konteks ini maknanya menjadi sebuah tempat yang nyaman dan mungkin
akan ke surga. /tempat terakhir burung-burung/ artinya tempat persinggahan terakhir
manusia sebelum adanya hari akhir/kiamat.
SIMPULAN
Berdasarkan
pengkajian stilistika puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” dapat disimpulkan bahwa
puisi “Nota untuk Umur 49 Tahun” dianalisis dari segi gaya bunyi, gaya kata
(diksi), gaya kalimat, citraan, dan makna stilistikanya. Pertama, Puisi di atas secara keseluruhan didominasi oleh adanya
bunyi /a/ dan /u/. Bunyi /a/ dan /u/ yang mendominasi puisi tersebut mempunyai
fungsi menimbulkan suasana rawan dan genting. Penyair sengaja mendominasi bunyi
tersebut untuk mencapai efek estetis dalam puisinya.
Kedua, gaya kata (diksi)
pada puisi ini menggunakan majas personifikasi, hiperbola, dan metafora. Ketiga, pada puisi “Nota untuk Umur 49
Tahun” ini kalimatnya sudah padat dan imajinatif. Terlihat pada kata /di sana/,
harusya /di dalam plasmaku/ tapi, diimplisitkan menjadi /di sana/. Selain itu
kepadatan kalimat tidak hanya terjadi pada tiap kata tapi, juga pada tiap
barisnya.
Keempat, pada puisi “Nota
untuk Umur 49 Tahun” ini, penyair memanfaatkan citraan visual (penglihatan)
dalam melukiskan kehidupan seseorang. Tampak pada bait pertama, penyair
menggunakan citraan visual pada kata /menghambur/. Pada bait kedua juga
terdapat citraan penglihatan. Hal itu jelas tergambar pada kata /di sana
tersusun gurun/.
Kelima, makna yang
terkandung dalam puisi ini adalah makna sosiologi. Rawan dan gentingnya
eksistensi manusia dalam waktu antara hidup dan mati ini merupakan tema yang
dominan dalam puisi Goenawan Mohamad. Kehidupan genting, pertama-tama, sudah
tentu, kerena selalu terancam maut yang pada akhirnya pasti datang, dalam
bentuk apa pun.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ma’ruf,
Ali Imron. 2009. Stilistika Teori,
Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Solo: CakraBooks.
Mohamad,
Goenawan. Asmaradana Pilihan Sajak
1961-1991. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
JURNALISTIK
PENGERTIAN JURNALISTIK
Menurut
Dr. Laksamana Rao ada empat kriteria profesi.
1. Harus
ada kebebasan
2. Panggilan
dan keterkaitan dengan pekerjaan itu
3. Keahlian
4. Harus
ada tanggungjawab yang terikat kode etik.
Jurnalistik
berasal dari bahasa Latin disebut “Diurna”.
Julius Caesar mengeluarkan produk yang disebut acta diurna (pemberitahuan atas rapat di pusat kota) dan acta senatus. Jurnalistik itu sendiri
adalah suatu kegiatan mengumpulkan bahan berita/informasi, mengolah, dan
menyiarkan kepada khalayak melalui media massa.
Abad
ke-17 (1609) telah terbit surat kabar yang pertama di dunia, tepatnya di Jerman
yang bernama “Avisa Relation Oder Zaitung”.
Surat kabar yang benar-benar rutin terbit setiap hari muncul pada tahun 1665.
Surat kabar harian (Daily) tersebut
bernama “Oxford Gazette”. Ada empat politik pemerintahan
(pers/jurnalistik).
1. Authoritarian Pers
Muncul
pada abad ke-17. Authoritarian Pers
merupakan pers yang otoriter. Tujuannya adalah to inform atau menyampaikan informasi kegiatan-kegiaan
Gereja/Kerajaan.
2. Libertarian Pers
Libertarian Pers
ada mulai abad ke-18. Pers ini bersifat bebas. Tujuannya adalah to influence atau mempengaruhi. Pengaruh
yang pertama adalah to aducate/mendidik,
kedua to entertain/menghibur, dan
ketiga to publick/mempromosikan.
3. Social Responsibility
Pers
Social Responsibility
Pers munul pada abad ke-20. Pers ini
bertanggungjawab sosial terhadap masyarakat.
4. Komunist Pers
Komunist Pers terbentuk
di Unisoviet. Pers ini muncul karena adanya kesadaran bahwa pers mempunyai
tanggungjawab sosial.
PERS
Pers
dalam arti sempit adalah semua media cetak seperti koran, majalah, buletin, dan
tabloid. Pers dalam arti luas adalah semua media cetak dan elektronik seperti
TV, radio, dan internet.
Seorang
wartawan seharusnya memiliki hal-hal sebagai berikut.
1.
Persepsi (kemampuan
melihat fakta)
a.
Makhluk Generalis,
adalah
makhluk yang tahu sedikit tentang banyak hal.
b.
Makhluk Spesialis,
adalah
makhluk yang tahu banyak tentang sediakit hal.
2.
Interpretasi/menafsirkan/memberi
makna
3.
Simbolisasi (kemampuan
dalam menuangkan ide)
ELEMEN JURNALISTIK
Bill
Kovach dan Tom Resentiel adalah dua orang yang sangat berpengaruh dalam dunia
Jurnalis. Mereka menyebutkan bahwa tugas wartawan itu tidak hanya selalu
menyampaikan informasi, tetapi ada sembilan elemen Jurnalisme. Tugas dan
kewajiban wartawan.
1.
Menyampaikan kebenaran
2.
Memiliki loyalitas
kepada masyarakat (public trust)
3.
Mamiliki disiplin untuk
melakukan verivikasi (pencocokan ulang) data/check and recheck
4.
Memiliki kemandirian
terhadap apa yang diliputnya (independensi)
5.
Memiliki kemandirian
untuk memantau kekuasaan (independensi)
6.
Memiliki forum bagi
kritik dan kesepakatan publik (mediasi)
7.
Menyampaikan sesuatu
yang menarik dan relevan kepad publik
8.
Membuat berita secara
komperhensif dan profesional
9.
Memberi keleluasaan
kepada wartawan untuk mengikuti hati nuraninya.
FUNGSI
PERS
1. Fungsi
informasi, untuk menyampaikan keterangan/informasi.
2. Fungsi
kontrol, untuk mengontrol berjalannya kekuasaan/memonitor/memantau.
3. Fungsi
interpretatif dan direktif, untuk memberikan bimbingan/membimbing.
4. Fungsi
enterprenur, untuk menghibur.
5. Fungsi
regenetatif, pewarisan generasi.
6. Mengawal
hak-hak warga negara,
7. Fungsi
ekonomi, untuk mengiklankan/promosi.
8. Fungsi
swadaya, pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuan finansial mereka
supaya bisa mebiayai operasionalnya.
Hambatan
dalam profesi jurnalistik yaitu, tidak suka/tidak ingin dipublikasi dan
suka/ingin dipublikasi. Kebebasan pers dijamin dalam Undang-undang Pers No. 40
tahun 1999. Seorang wartawan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman.
SYARAT
MENJADI WARTAWAN YANG BAIK
Ada
empat kualitas yang setidaknya dimiliki seorang wartawan.
1. Pengalaman
2. Perasaan
ingin tahu
3. Daya
khayal/fantasi/imajinasi
4. Pengetahuan
ASPEK
HUKUM
Pers/jurnalistik
memiliki sebuah Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Meskipun demikian, masih ada
Wartawan Tanpa surat kabar (WTS) dan wartawan amplob (money jurnalism). Padahal, sudah diatur dalam UU No. 40 tahun 1999
pada Pasal 4, yang berbunyi sebagai berikut.
“Wartawan Indonesia tidak menerima
imbalan untuk menyiarkan/tidak menyiarkan tulisan, gambar yang dapat
menguntungkan/merugikan seseorang.”
Pasal 14 Kode Etik
Jurnalistik (KEJ) menyebutkan bahwa wartawan Indonesia menghormati embargo dan
tidak menyiarkan keterangan off he record. Embargo
berita adalah permintaan untuk menunda penyiaran suatu berita sampai batas
waktu yang ditentukan sumber berita. Off
the record adalah permintaan untuk tidak menyiarkan berita/tidak memberi
keterangan.
Ada perdebatan pers antara UU No. 40 tahun 1999
(lex spesialis) dengan KUHP (lex
generalis). Dengan adanya perdebatan tersebut muncullah yangnamanya Delik Pers.
Delik Pers adalah perbuatan/tindakan
padana yang dilakukan oleh atau melalui pes.
Delik di sini berbeda dengan libel.
Delik dari bahasa Belanda yang tujuannya untuk melindungi
kepentingan-kepentingan pemerintahan/penguasa. Lain halnya dengan libel, tujuannya adalah untuk melindungi
kepentingan-kepentingan individu.
PIAGAM
PALEMBANG 2010
Dalam Piagam Palembang
2010, yang terpenting adalah Standar Kompetensi Wartawan (SKW). SKW akan
menjadi alat ukur profesionalitas jurnalis/wartawan dan melindungai hak-hak
kepentingn publik. Setelah/pasca
Piagam Palembang 2010, ditetapkan empat lembaga.
1. Lembaga
Pendidikan Jurnalistik
2. Lembaga
Pendidikn Tinggi
3. Lembaga
Perusahaan Pers
4. Lembaga
Organisasi Pers (PWI, IJTI)
STANDAR
KOMPETENSI WARTAWAN
(SKW)
A. Pengertian
Standar
adalah patokan baku yang menjadi pegangan ukuran/dasar dan model bagi karakter
unggulan. Kompetensi adalah kemampuan tertentu yang menggambarkan tingkatan
khusus dalam hal kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan). Wartawan adalah
orang yang secara teratur melaksnakan kegiatan jurnalistik berupa mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, dll.
B. Tujuan
dari standar kompetensi wartawan adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan
kualitas dan profesionalitas wartawan
2. Menjadi
acuan sistem evaluasi kinerja wartawan oleh perusahaan pers
3. Menegakkan
kemerdekaan pers berdasarkan kepentingn publik
4. Menjaga
harkat dan martabat kewartawanan sebagai profesi khusus penghasil karya
intelektual
5. Menghindari
penyalahgunaan profesi wartawan
6. Menepatkan
warawa pada kedudukan strategis dalam industri pers.
C. Model
dan katgori kompetensi.
1. Kesadaran
(awareness), kesadaran tentang
estetika dan hukum, kepekaan jurnlistik, serta pentingnya jejaring, dan lobi.
Disebut wartawan utama.
2. Pengetahuan
(knowledge), teori dan prinsip
jurnalstik, pengetahuan umum, dan pengetahuan khusus. Disebut wartawan madya.
3. Keterampilan
(skill), kreatifitas yang dimiliki
wartawan atau biasa disebut wartawan madu.
D. Kompetensi
kunci
1. Memahami
menaati etika jurnalistik
2. Mengidentifikasi
masalah terkait yang memiliki nilai berita
3. Membangun
dan memelihara jejaring dan lobi
4. Menguasai
bahasa
5. Mengumpulkan
dan menganlisis informasi (fakta dan data) serta iformasi bahan berita
6. Menyajikan
berita
7. Menyunting
berita
8. Merancang
rubrik/kanal halaman pemberitaan dan atau slot progaram pemberitaan
9. Manajemen
redaksi
10. Menentukan
kebijakan dan arah pemberitaan
11. Menggunakan
peralatan teknologi pemberitaan.
FOTO
JURNALISTIK
A. Pengertian
Wilsan
Hick mengatakan bahwa jurnalistik foto adalah media komunikasi verbal dan visul
yang hadir bersamaan. Jurnalistik foto adalah kombinasi visual (foto) dengan
kata-kata. Foto jurnalistik bersifat abadi, sedangkan foto biasa bersifat
seentara atau kesan sesaat. Kata-kata yang digunakan dalam foto jurnalistik
harus memenuhi 5W+1H. Jadi, foto jurnalistik adalah kombinasi antara bentuk
visual (gambar/foto) dengan kata-kata yang disebrluaskan kepada khaayak /publik
melalui media massa.
B. Empat
elemen foto jurnalistik
1. Headline,
adalah suatu judl pendek yang merupakan intisari kejadian/peristiwa di dalam
foto (1-3 kata), dicetak tebal, dan kapital.
2.
Caption,
adalah keterangan/penjelasan tentang foto tersebut.
3.
By
line (hak cipta)
4.
Credit
C. Jenis
foto jurnalitik
1. Foto
lepas/wild art, adalah foto yang
berdiri sendiri dan tidak terkait dengan pemberitaan (harus lengkap
keterangannya).
2. Foto
terkait, adalah foto yang terkait dengan berita/tulisan.
3. Head shot/foto
rofil, adalah foto yang berkaitan dengan berita, dicantumkan nama dan
jabatannya.
4. Foto
ilustrasi/pelengkap, adalah foto yang tidak perlu dijelaskan panjang
lebar, cukup sedikit penggambaran saja.
D. Nilai
suatu foto jurnalistik
1. Aktuaitas
(baru/hangat)
2. Berhubungan
dengan berita/isu/topik tertentu
3. Kejadian
luar biasa
4. Promosi
5. Kepentingan
6. Human interest
7. Universal
Langganan:
Postingan (Atom)